Ratu Ester (Allah Mempunyai Tempat Bagi Anda) // Pdt. Daud Sembiring

Ratu Ester (Allah Mempunyai Tempat Bagi Anda) // Pdt. Daud Sembiring


Ketika wanita itu turun dari bangku penonton di stadion, kita dapat melihat bahwa dandanannya sangat mewah. Pakaiannya berwarna-warni terang dan terlihat terbuat dari sutra yang sangat halus. Ia memakai perhiasan emas dan bermahkota penuh dengan permata. Keanggunan dan pembawaannya meyakinkan kita bahwa dia seorang anggota kerajaan.

Ketika ia mendekat, kita melihat bahwa ia seorang wanita dewasa. Ia pun sangat menawan. Ketika ia ada di samping kita, ia bergerak siiring kita berlari di lintasan. “Saya harus mengatakan sesuatu yang sangat penting,” katanya. “Allah mempunyai tempat bagi anda.” Suaranya lembut, kuat dan enak di dengar. Kita melihat matanya dan ia berkata singkat, “Saya Ester.”

Jika ada orang yang mempunyai intuisi kuat tentang tempat dan nasib, orang itu adalah Ester. Namun, bertahun-tahun dalam kehidupannya, ia tidak menyadari bahwa Allah mempunyai tempat khusus baginya untuk melayani Allah. “Sebagian besar hidup saya,” katanya, “Saya merasa serba canggung. Orang tua saya meninggal ketika saya masing sangat muda, dan saya diangkat sebagai anak oleh paman saya, Mordekhai. Ada kalanya saya merasa canggung di rumahnya. Ketika saya bertumbuh di negeri asing dengan kebiasaan asing, sekali lagi saya merasa canggung. Saya menjadi orang gadis sederhana, dibawa kedalam istana raja, juga membuat saya canggung.”

Ester hidup di masa bangsa Ibrani keluar dari tanah airnya dan diasingkan ke Persia. Ia sangat menderita dalam hidupnya, tetapi ia juga menerima satu kesempatan yang langka. Ketika raja Ahasyweros dari Persia mencari ratu baru: semua gadis muda, cantik dan belum menikah di negerinya di kumpulkan dan dipersiapkan menghadapnya. Ini termasuk Ester, meskipun ia seorang Yahudi – suatu kenyataan yang dirahasiakannya kepada orang lain. Ester dan Mordekhai sangat bersukacita, ketika Ester terpilih  oleh Ahasyweros menjadi ratu.

Tampaknya kehidupan Ester ditentukan memiliki suatu akhir bahagia dalam buku-buku dongeng. Namun, kemudian seorang pembesar dalam istana raja bernama Haman berikhtiar agar supaya orang Yahudi di seluruh kerajaan dibinasakan – hanya karena dendamnya terhadap Mordekhai. Ketika Mordekhai mengetahui rencana itu, ia meminta pertolongan Ester. Demi menyelamatkan bangsanya, Mordekhai ingin agar Ester memohon kepada raja.



Menemukan tempatnya

Apakah anda merasa canggung ketika berada bukan di tempat asal anda? Orang sering kali merasa demikian. Kadang, kita kurang berhubugan akrab dengan orang lain. Di lain waktu, kita meragukan kemampuan kita dalam melakukan tuntutun pekerjaan. Kita merasa canggung. Kita takut kita tidak merasa betah. Ester paham. Sepanjang hidupnya ia merasa canggung, terpisah dari keluarga, kebudayaan dan negaranya. Namun, ia memberikan kita semangat dengan kata-kata berikut: “tiada tempat yang salah ketika anda berada di tempat Allah.” Kemudian ia melanjutkan kisahnya.

Permintaan Mordekhai kepadanya bukanlah permohonan yang kecil. Bagi Ester mencoba membuat suatu perbedaan bagi rakyatnya berarti membutuhkan suatu keberanian yang sangat besar. Pada masa itu, jika seseorang yang tidak dipanggil raja menghadap kepada sang raja – dan ia tidak menyukainya – orang itu akan dihukum mati. Selama sebulan Ester tidak dipanggil menghadap raja. Jika ia menghadap raja  tanpa dipanggil, ia mempertaruhkan nyawanya. Awalnya, Ester belum mengerti bahwa Allah telah menempatkannya secara unik di tempatnya yang sekarang agar ia memenuhi kehendak Allah. Karena itu, Ester mula-mula menolak. Kitab suci menyatakan,

Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: “Jangan kira, karena engkau dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara orang-orang Yahudi. Sekalipun engkau saat ini berdiam diri saha, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu” (Ester 4:13-14).

Perkataan Mordekhai mengubah pandangan Ester terhadap dirinya sendiri. Untuk pertama kalinya, ia menyadari bahwa Allah menyediakan suatu tempat baginya. Keraguannya digantikan dengan petunjuk. Pertayaannya melebur dengan keyakinan yang baru. Ia siap mengambil Tindakan. Kitab suci menggambarkan tanggapan langsung Ester sebagai berikut:

Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai: “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum selama tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang, kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati” (Ester 4”15-16).


Ia menyadari bahwa kehormatan yang diperolehnya bukan semata-mata untuk kesenangan dirinya. Ia ditempatkan dalam istana raja untuk tujuan tertentu.

Keberanian dan inisiatif timbul ketika anda mengerti tujuan hidup anda. Apa yang ester alami mengingatkan kita pada kata-kata Winston Churchill: “Ada masa ketika pemimpin maju untuk memenuhi kebutuhan saat itu. Karena itu, tidak ada seorangpun calon pemimpin yang tidak mempunyai kesempatan untuk membuat perbedaan positif dalam masyarakat. Sayangnya ada masa ketika para pemimpin tidak menjawab kebutuhan pada waktunya.” Allah bukan saya menyediakan tempat bagi kita; Dia menempatkan kita di tempat Dia membutuhkan kita. Keputusan terletak pada kita, apakah kita akan melakukan apa yang bisa kita lakukan di tempat kita berada.

Kata-kata Pemberi semangat dari Ester

Kisah pribadi Ester adalah pemberi semangat yang besar kepada kita. Sangat menentramkan hati saat mengingat Allah selalu bersama dengan kita dan mengetahui bahwa kita dapat dipakai Allah di mana pun kita berada. Namun Ester belum selesai. Ketika kita melakukan putaran terakhir dalam lintasan, ia berkata:

  • “Selama beberapa waktu, anda mungkin tidak mengerti rencana dan tujuan Allah dalam hidup anda. Ini benar-benar kenyataan. Jika anda berada dalam masa kehidupan ketika anda belum mengerti rencana Allah, kuatkanlah diri anda. Hanya karena anda belum memahami rencana Allah dalam hidup anda, bukan berarti Dia tidak peduli atau tidak punya rencana. Percayalah dan tetaplah setia kepada-Nya.”
  • Ketika anda memahami tujuan Allah dalam hidup anda, anda merasa diberi kuasa. Ketika Mordekhai menjelaskan kepada saya bahwa Allah mungkin menjadikan saya ratu semata-mata untuk menyelamatkan bangsa-Nya, hati saya bersorak-sorai. Hal ini menguatkan keputusan saya. Ketika tiba masanya anda mengenali panggilan Allah dalam hidup anda, itu akan mendorong anda untuk bertindak – bahkan saat menghadapi musuh atau bahaya.”
  • “Mengambil resiki lebih mudah, ketika anda tahu bahwa Allah yang memegang kendali. Ketika saya mengatakan kepada Mordekhai, ‘kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati,’ saya bukan berani mati. Saya menaruh diri saya ke dalam tangan Allah, menyadari bahwa kematian pun adalah sesuatu yang dapat dihadapi dengan keyakinan, ketika anda percaya kepada Allah. Allah bukan hanya menyediakan tempat bagi kita di bumi ini, Dia juga telah menyediakan tempat bagi kita di surga.”

Doa Ester buat kita

Bapa surgawi,

Biarlah kawan-kawanku melihat melampaui kesulitan atau kegelisahan mereka sehingga dapat melihat tujuan-Mu yang lebih besar. Berikanlan mereka kekuatan agar mereka bersukacita di tempat Kau sediakan bagi mereka, terhibur dalam pemahaman bahwa Engkaulah memegang kendali dan bertindak memenuhi tujuan panggilan-Mu bagi mereka. Amin.

 

Ketika Ester selesai berdoa untuk kita, ia kembali ketempat duduknya bergabung dengan penonton yang lainnya.


Sumber: John Maxwell, Running With The Giants

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published.