UPACARA KURBAN DI ISRAEL // Mariasusai Dhavamony // Fenomenologi Agama // Pdt. Daud Sembiring

UPACARA KURBAN DI ISRAEL // Mariasusai Dhavamony // Fenomenologi Agama // Pdt. Daud Sembiring

UPACARA KURBAN DI ISRAEL

______________________

 

Di Israel ada berbagai jenis persembahan yang dibuat untuk Yahwe. Segala sesuatu yang dimakan dan diminum oleh manusia untuk pemenuhan dirinya sendiri bisa dijadikan bahan untuk pengurbanan; baik persembahan berdarah maupun tidak berdarah. Dalama upacara kurban binatang, darah binatang harus sampai memercik ke lantai dan kemudian ditutup dengan tanah karena darah yang tidak tertutup akan berteriak ke sorga (Yes 26:21, Yeh. 24:7; Ayb. 16:18). Arti pentingnya darah untuk pemurnian sudah terkenal. “Hampir semua benda, menurut Hukum Taurat, sibersihkan dengan darah, tanpa menumpahkan darah tidak ada pengampunan dari sorga (Ibr. 9:22). Hal ini sudah diterima oleh orang Israel maupun bangsa-bangsa lain, “karena kehidupan daging ada dalam darah dan Aku telah memberikan kepadamu, maka engkau akan membuat pertobatan (semata-mata) dengan itu di altar bagi jiwamu, sebab darah menerima pertobatan berkat jiwa (Im. 17:10-16, Ul 12:23-27, Kej. 9:4).

Manusia mencari persekutuan dengan Tuhan lewat persembahan-persembahan. Persembahan itu mewakili orang yang mempersembahkan dan dalam persembahan itu kebebasan dan penyerahannya kepada Tuhan diungkapkan. Dengan menerima persembahan itu, Tuhan memasuki hubungan erat dengan orang yang mempersembahkan. Sebagai contoh, dalam persembahan damai satu bagian dari persembahan yang sudah disucikan dengan persembahan di altar dibakar. Ini adalah bagian Yahwe. Setelah menyisihkan bagian untuk imam, sisanya dimakan dalam perjamuan kurban. Dalam persembahan untuk pemulihan, halangan-halangan untuk Bersatu dengan Tuhan disingkirkan; kemarahan Tuhan yang muncul karena dosa manusia diredakan dengan persembahan dan dosa manusia maupun kenajisannya disingkirkan.

Kesucian dan kebersihan berhubungan erat satu sama lain. Yahwe yang satu dan kudus berada di tengah-tengah Israel; maka orang-orang Israel memelihara hukum kebersihan. Hukum ini juga efektif dalam melindungi orang Israel dari yang jahat; yakni dewa-dewa palsu dan segala yang menjadi bagian mereka. Hukum kebersihan adalah cara untuk mengalami ikatan khusus Israel dengan Yahwe dengan penolakan semua bentuk penyembahan berhala.

 

Sumber: Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published.