Surat Kepada Jemaat Smirna II PENDERITAAN II Wahyu 2:8-11 II John Stott II Pdt. Daud Sembiring

Surat Kepada Jemaat Smirna II PENDERITAAN II Wahyu 2:8-11 II John Stott II Pdt. Daud Sembiring

 

“Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita (Why. 2:10)

_________________________________________

Jika ciri pertama gereja teladan adalah kasih, ciri kedua adalah penderitaan. Kesediaan untuk menerima derita karena Kristus membuktikan kemurnian kasih kita kepada-Nya. Smirna (sekarang Izmir) kira-kira 55 km sebelah utara Efesus, terkenal karena kesemaraknnya dan persaingannya yang menggebu dengang Efesus. Jemaat Smirna adalah jemaat yang menderita. Yesus meyakinkan bahwa Ia tahu kesusahan, kemiskinan dan fitnah musuh mereka. Sangat mungkin bahwa penderitan-penderitaan mereka terkai dengan pemujaan terhadap Kaisar. Karena Smirna menyombongkan Kuil mereka untuk memuja Kaisar Tiberius. Dari waktu ke waktu para penduduk diwajibkan memercikkan kemenyan ke kobaran api de depan patung dada kaisar, sambil mengaku bahwa kaisar adalah tuhan. Tapi bagaimana mungkin orang Kristen memanggil kaisar sebagai tuhan?

Inilah dilemma pada tahun 156 M yang dihadapi Policarpus Uskup Smirna yang lanjut usia dan patut dimuliakan. Di ampiteater yang penuh sesak, proconsul menyuruhnya bersumpah demi roh kaisar dan mencaci mak Kristus. Namun, Policarpus menolak sambil berkata, “Selamma depalapan puluh enak tahun aku telah melayani Dia, dan Dia tidak melakukan kesalahan terhadapku, bagaimana mungkin aku mengujat Rajaku yang telah menyelamatkan aku?” Sang Prokonsul bersikeras dan mengancam dia akan kematiannya dimangsa binatang buas atau dibakar hidup-hidup jika ia tidak mau mengubah sikapnya. Tapi Policarpus berpegang teguh. Karena itu, api dinyalakan dan uskup yang kudus itu menanjatkan syukur kepada Allah karena telah menganggapnya layak untuk berbagi cawan Kristus dan dihitung sebgai martir-Nya.

Lebih dari setengah abad sebelum kejadian itu, Kristus telah memperingatkan jemaat di Smirna tentang hukuman penjara dan bahkan kematian. “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan” (ayat 10).

 

Bacaan Lanjut: Wahyu 2:8-11

 

Sumber : John Stott, Sepanjang Tahun Menelusuri Alkitab

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published.