Surat Kepada Jemaat di Efesus // Wahyu 2:4 // John Stott // Sepanjang Tahun Menelusuri Alkitab // Pdt. Daud Sembiring

Surat Kepada Jemaat di Efesus // Wahyu 2:4 // John Stott // Sepanjang Tahun Menelusuri Alkitab // Pdt. Daud Sembiring

 “Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” (Why. 2:4)


Surat pertama  Yesus di alamatkan kepada jemaat di Efesus. Efesus adalah ibu kota di Provinsi di Asia dai kekaisaran Romawi dan penduduk suka menyebutnya sebagai metropolis mereka. Efesus juga merupakan pusat niaga Makmur dan bangga menjadi lokasi Kuil Diana, satu dari ketujuh keajaiban dunia.

Jemaat di Efesus juga mempunyai banyak hal baik yang patut di puji. Yesus menyebut tiga kebajikan secara khusus yaitu, kerja keras, pengetahuan teologi yang disertai dengan ketidakmaun menoleransi kejahatan, dan kesabaran dalam penderitaan. Beberapa tahun kemudian, di awal abad ke 2, Uskup Ignatius dari Antiokhia, dalam perjalannya ke Roma untuk dieksekusi sebagai orang Kristen, menulis kepada jemaat di Efesus dalam nada pujian, “Kalian hidup sesuai dengan kebenaran dan tiada bidah mendapatkan tempat di antara kalian; sungguh kalian tidak membuang-buang waktu mendengarkan cerita orang kecuali bicara tentang Yesus Kristus dan kebenaran-Nya.”

Meski tampak gereja di Efesus tampak seperti gereja teladan, Yesus tetap mencela “engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula”. Semua kebajikan Efesus tidak mampu menggantikan menggantikan kekurangan ini. Jelas, di awal pertobatan, kasih mereka kepada-Nya bergelora dan hangat, tapi sekarang kasih itu telah padam. Kita ingat keluhan Tuhan kepada Yeremia tentang Yerusalem: “Aku teringat tentang kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada masa waktu engkau menjadi pengantin” (Yer. 2:2). Seperti halnya Yerusalem demikian juga Efesus, Pengantin Laki-laki Surgawi berusaha membujuk pengantin perempuan-Nya Kembali kepada kegembiraan kasihnya semula: “Ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan” (Why. 2:5). Tanpa kasih semuanya menjadi sia-sia.

 

Bacaan Lanjutan: Why 2:1-7

Sumber: John Stott: Sepanjang Tahun Menelusuri Alkitab.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published.