Kambing Hitam II Penganiayaan Yusuf II Sindhunata II Teori Rene Girard II Pdt. Daud Sembiring
PENGANIAYAAN YUSUF
_______________________
Yusuf adalah anak Yakub. Selain Yusuf, Yakub menurunkan sebelas anak laki-laki, dari kedua istrinya ditambah dengan dua gundiknya Bilha dan Zilpha. Yusuf amat disayangi Yakub, lebih dari semua saudara-saudaranya. Sebab Yusuf lahir di saat Yakub sudah tua. Diberinya Yusuf jubah yang indah. Saudara-saudaranya iri, dan bencilah mereka terhadapnya.
Suatu hari, Yusuf yang telah berusia 17 tahun itu, menceritakan mimpinya, “Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu (Kej. 37:7).
Saudara-saudaranya menafsirkan, Yusuf ingin menjadi raja atas mereka. Maka makin bencilah mereka kepadanya. Apalagi suatu hari ia menceritakan mimpinya lagi, “Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku” (Kej. 37:9). Mendengar mimpi ini, iri hati, dan rasa benci para saudaranya tak tertahankan lagi. Maka mereka mencari akal, bagaimana membunuh Yusuf. Ruben salah satu dari saudara-saudara itu menganjurkan supaya ia jangan dibunuh, sebaiknya ia dicemplungkan saja ke dalam sumur yang ada di padang gurun.
Setelah Yusuf dicemplungkan ke dalam sumur, ada pedagang-pedagang Midian sedang lewat di sana. Lalu kata Yehuda, salah seorang dari saudara Yusuf, “Apa untungnya kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya?” Maka Yusuf pun diangkat ke atas dan dijual kepada orang Midian dengan harga 20 syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.
Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya. Jubah berdarah itu dihaturkan kepada ayah mereka. Dan Yakub mengira, Yusuf sudah binasa diterkam binatang buas. Yakub berkabung, dukanya tidak bisa dihiburkan oleh anak-anaknya. Sementara Yusuf dijual oleh orang Midian, kepada Potifar, seorang pegawai Firaun.
Kelak kemudian, Yusuf amat dikasihi Firaun, karena ia bisa menafsirkan mimpi Firaun tentang bencana yang mengancam Mesir. Berkat kebijaksanaan dan kecerdasan Yusuf, Mesir terhindar dari bencana. Firauan mengangkat Yusuf sebagai penguasa di Mesir dan menggelari dia dengan nama Zafnat Paancah, serta memberikan Asnat anak Potifera, imam di On sebagai istrinya.
Waktu itu, di tanah Kanaan, di mana Yakub dan anak-anaknya tinggal, dilanda bahaya kelaparan. Yakub mendengar bahwa di Mesir gandum berkelimpahan. Maka disuruhnyalah anak-anaknya pergi ke Mesir. Di sana sendiri Yusuf diberi kepercayaan untuk mengatur untuk pemberian gandum. Saudara-saudaranya tidak tahu bahwa pegawai tinggi Mesir, yang berkuasa untuk memberikan gandum kepada mereka adalah Yusuf, saudara mereka yang telah mereka buang.
Kisah Yusuf diakhiri dengan adegan dramatis: Yusuf memperkenalkan diri kepada saudara-saudaranya, siapa sesungguhnya dia. Yusuf yang dibuang dan disia-siakan itu ternyata menjadi berkat dan penyelamat mereka yang telah membuang dan menyia-nyiakannya.
Menurut Girard, kisah Yusuf dalam kitab suci adalah semotif dan sewatak dengan kisah-kisah umum mitologis, yang berkaitan dengan pengejaran dan penganiayaan seorang kambing hitam yang kemudian menjadi penyelamat dan pembawa berkat bagi kelompoknya.
Yusuf pertama-tama ditampilkan sebagai penyebab yang mengakibatkan kekacauan. Ini sekurang-kurangnya terbaca dalam mimpi yang ia ceritakan. Di sana ia akan menjadi penguasa yang membawahi saudara-saudaranya. Itulah yang membuat iri kesebelas saudaranya. Sementara suadara yang kelihatan sebagai objek yang pasif. Mereka dilanda kekerasan yang sumbernya justru Yusuf sendiri, yang angkuh dan mendengkikan itu.
Yusuf kemudian dikorbankan. Saudara-saudaranya mencelupkan jubahnya ke dalam darah kambing, kemudian menghaturkannya kepada bapanya sebagai bukti bahwa ia telah mati. Seperti pada kisah mitologis lainnya, adegan ini hendak menggambarkan bahwa dibalik penganiayaan Yusuf sesungguhnya terjadi suatu peristiwa korbani. Demikianlah Yusuf dikorbankan tapi kemudian diluhurkan. Ia adalah kambing hitan, tapi kemudian menjadi sumber penyelamatan.
Kisah Yusuf mirip dengan kisah Habel. Bedanya pada kisah Yusuf kekerasan menonjol sebagai kekerasan yang berwatak kolektif. Ini tergambar dalam unanimitas kekerasan kesebelas saudara terhadap dia. Sedangkan dalam kisah Kain, watak kolektif belum menonjol. Pada Kain yang membunuh Habel, watak kolektif itu belum menonjol. Pada Kain yang membunuh Habel, kekerasan itu terasa hanyalah individual.
Kisah kitab suci tentang Yusuf jelas mirip dengan kisah mitologis lainnya. Hanya bedanya, kisah Kitab Suci ini jelas menunjukkan bahwa sesungguhnya Yusuf tidak bersalah, ia hanya dituduh seakan-akan bersalah. Sedangkan mitos biasanya menceritakan bahwa kambing hitam itu adalah tokoh yang layak dihukum karena memang bersalah. Misalnya dalam mitos Yunani yang menceritakan tentang Hippolytus yang bersalah karena telah melukai hati Venus dengan menonjolkan dan menyombongkan kesuciannya.
Tampak mitos menutupi apa yang sesungguhnya terjadi, yakni bahwa ada kekerasan unamim terhadap kambing hitam yang bersalah. Sedangkan Kitab Suci justru membuka hal tersebut dengan menunjukkan bahwa kambing hitam itu sesungguhnya tidaklah bersalah. Dalam arti ini Kitab Suci mendemistifikasikan mitos. Hal ini akan lebih jelas lagi bila kita membalik kitab nabi-nabi.
Leave a Reply