Jangan Di Madu // Keluaren 20:3 // Pdt. Daud Sembiring

Ada bahasa yang sudah umum dikatakan, “di rumah ada orang yang mendoakanmu namun di tempat lain engkau menduakannya.” Cinta sejati itu bukan datang pada masa suksesmu tapi saat engkau masih mulai dari nol, susah. Yang mengasihiku adalah orang yang senantiasa mendoakanmu. Istri adalah pendoa sapaat bagi suami dan anak-anaknya bukan selingkuhan. Selingkuhan bukan memberi namun mengambil, merampas. Selingkuhan hanya berpikir sesaat dan nafsu birahi. Dia akan datang dan pergi sesuka hatinya saat dia sudah mendapatkan apa yang diinginkannya. Keluarga itu membangun rumah rohani sedangkan teman selingkuh membangun rumah birahi.

Gambaren berkeluarga adalah gambaran bagaimana beriman kepada Tuhan. Jika keluarga kita tidak harmonis maka iman kita kepada Tuhan perlu dikoreksi ulang. Apa yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Hubungan keluarga yang terganggu maka hubungan dengan Tuhan akan mendapat gangguan. “Jangan menyembah allah-allah yang lain dihadapan-Ku, tapi sembahlah Aku”, Firman Tuhan kepada bangsa Israel. Pada tahapan ini, bangsa Israel haruslah lulus untuk maju dalam tahapan selanjutnya. Kenapa? Sebab yang dituntut disini adalah hati yang tulus bersih, dan kasih yang sejati. Menyembah Tuhan itu harus dalam keadaan sadar dan kasih yang sejati. Jika kita tidak bisa mengasihi Tuhan maka akan sulit memahami apa kehendakNya Tuhan, apa rencanaNya Tuhan atas hidup kita. Mengasihi Tuhan bukan hanya dalam berkat kelimpahan namun juga dalam beratnya tekanan hidup. Jika hati sudah mantap tanpa mendua hati, atau menduakan Allah maka semua tekanan hidup maka kita tetap akan melihat dan merasakan Tuhan mengasihi dan tidak akan meninggalkan kita. Tuhan tidak ingin diduakan, Tuhan tidak ingin dimadu. Jangan mau tergiur dan tergoda dengan promosi Iblis dengan segala daya pikatnya sehingga kita tergoda dan selingkuh dengannya.

Pdt. Daud Sembiring

(GBKP Rg. Namorambe)

____Klasis Medan Namorambe______