Garis Keras II Andar Ismail II Selamat Sejahtera II Pdt. Daud Sembiring
Garis Keras
______________________
Dalam kelompok 10 orang biasanya ada saja satu orang yang berpandangan lebih keras dari pada orang lain. Orang itu vocal, yaitu lantang dan galak dalam mengemukakan pendapatnya. Ia bersikap ekstrem, radikal dan suka melawan arus. Pola pikirnya berkutub, yaitu begini dan begitu; ia tidak bisa melihat alternatif-alternatif campuran yang terdapat di antara dua kutub itu. Ia sering bersikap antagonis (melawan) dan suka menantang. Ia kurang cakap memperhitungkan perasaan orang lain, kurang matang dalam pertimbangan, dan kurang berhati-hati dalam ucapan. Ia suka membuat pernyataan yang kontroversial dan menghebohkan. Orang seperti itu adalah sayap garis keras.
Sayap garis keras terdapat dalam tiap tubuh perkumpulan, partai, gereja, agama, bangsa dan negara. Mereka hanya merupakan bagian kecil dalam tubuh kelompok sebab bagian besar dari kelompok itu tidak berhaluan keras melainkan moderat. Tetapi sering kali suara garis keras itu mendominasi kelompok.
Keadaan menjadi runyam Ketika sayap garis keras berurusan di luar kelompok. Mereka biasanya mengklaim diri seolah-olah mewakili seluruh warga kelompok. Sayap garis keras sebuah agama, misalnya, bertindak di tengah masyarakat dengan memakai atribut agama, padahal pendapat mereka bukan cerminan dari keseluruhan agama itu. Masyarakat luas sering tidak bisa membedakan antara sayap garis keras dengan sayap moderat dalam sebuah agama. Padahal sebenarnya sayap moderat itu sendiri merasa jengkel terhadap ulah sayap garis keras yang merugikan citra agama itu.
Dalam banyak konflik antar kelompok sering kali akar penyebabnya timbul dari sayap garis keras, yaitu sayap garis keras kelompok A melawan sayap garis keras kelompok B. Sering kali perpecahan internal dalam suatu kelompok juga dipicu oleh sayap garis keras.
Ambillah kasuh pecahnya kerajaan yang dibangun oleh Daud dan Salomo seperti tercatat dalam 1 Raja-raja 12:1-24. Pada waktu itu kerajaan sedang tumbuh menjadi jaya dan sejahtera. Kemudian ada sejumlah utusan rakyat menghadap Raja Rehobeam meminta agar system pajak dan kerja rodi diperbaharui. Selama tiga hari Raja berunding dengan para penasehatnya. Ternyata ada dua sayap dalam tubuh dewan penasehat.
Sayap pertama adalah para penasehat moderat. Mereka sudah matang dari segi usia dan berpengalaman sebagai penasehat Kerajaan. Menurut ayat 6 mereka adalah “para tua-tua yang selama hidup Salomo mendampingi Salomo”. Para penasehat moderat ini berkata kepada raja, “Jika pada hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada mereka dan menjawab mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu” (ay. 7). Mereka menasehati raja agar mengabulkan permintaan rakyat.
Sayap kedua adalah para penasehat raja yang berhaluan keras. Mereka masih muda dan sama-sama belum berpengalaman. Menurut ayat 8 mereka adalah “orang-orang muda yang sebaya dengan dia”. Para penasehat garis keras ini berkata kepada raja, “….Beginilah harus kau katakan kepada mereka: kelingkingku lebih besar daripada pinggang ayahku! Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada kamu tanggungan yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar kami dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kami dengan cambuk berduri besi” (ay 10-11). Mereka menasihati raja agar menolak permintaan rakyat bahkan memperberat pajak dan kerja rodi.
Nasehat siapakah yang di dengarkan oleh Raja Rehobeam? Ternyata ia memilih nasihat dari sayap garsis keras (lih. Ay. 13-14).
Akibatnya rakyat kecewa dan menarik dukungan mereka kepada raja. Sebelas dari 12 suku Israel memisahkan diri. Kerajaan Israel pecah menjadi dua: Kerajaan Utara atau Kerajaan Israel dan Kerajaan Selatan atau Kerajaan Yehuda.
Kelanjutan cerita bisa ditebak. Kedua kerajaan itu bertikai. Kekerasan dibalas kekerasan. Perpecahan yang terjadi pada tahun 922 sM itu berekor dengan konflik yang berkepenjangan. Orang menjadi jenuh sampai-sampai pengarang Alkitab menulis, “Demikianlah mulanya orang Israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini” (ay.. 19). Perhatikan sampai hari ini.
Hilanglah sudah kejayaan dan kesejahteraan. Akibatnya Kerajaan Utara dicaplok oleh negara asing. Lalu beberapa ratus tahun kemudian Kerajaan Selatan juga jatuh ke tangan negara asing. Sejak saat itu, Batasan Kerajaan Daud dan Salomo menjadi ajang penderitaan yang tidak ada habisnya.
Segala penderitaan selama berabad-abad yang dialami jutaan orang itu sebenarnya berawal hanya pada perkara kecil, yaitu gara-gara raja mendengarkan para pembisik yang berhaluan keras.
Garis keras memang sumber perpecahan dan kehancuran. Dua batu yang dibenturkan akan pecah. Keras di lawan keras akan berakibat hancur. Kita semua akan hancur kalau sayap garis keras dibiarkan berkoar-koar dan bikin onar.
Sumber: Andar Ismail, Selamat Sejahtera
Leave a Reply