Renungan Harian 5 September 2020 || Doa Yang Dilihat Tuhan (Matius 6:6)||Pdt. Daud R. Tuahta Sembiring

Renungan Harian 5 September 2020 || Doa Yang Dilihat Tuhan (Matius 6:6)||Pdt. Daud R. Tuahta Sembiring

Tema    : Doa Yang Dilihat Tuhan (Matius 6:6)

Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dn berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

 Kutipen John Bunyan, berkata, “Lebih baik berdoa dengan hati tanpa kata-kata daripada berdoa dengan kata-kata tanpa hati.” Doa bukan karena panjangnya dan indahnya rangkaian kata-kata yang diberikan seolah-olah kita membujuk Tuhan untuk melakukan apa yang harus dilakukan-Nya atau seolah-olah Dia tidak tahu apa-apa sehingg kita harus mengajari Dia harus lakukan apa. Jadi yang utama bukan karena kata-kata manisnya doa kita yang menjadi jaminan doa kita dilihat dan didengar oleh Tuhan. Doa bukan mencari pengakuan manusia tapi pengakuannya Tuhan. Tuhan melihat hati yang rindu, merendahkah diri dihadapan Tuhan. Saat kita kehilangan kata-kata untuk berucap kepada Tuhan maka roh kita yang berkata-kata dihadapan Tuhan. Makanya Tuhan melihat hati yang merindu sentuhan ilahi di dalamnya. Hati yang tulus dan menyembah suarannya lebih nyaring daripada teriakan mulut. Hati yang berdoa menembus jarak tanpa batas. Surga dan dunia menyatu di dalam doa. Hatinya Tuhan dan hatinya kita menjadi sati detakan. Tugas kita mengharmonisasikan, menyatukan kehendak Tuhan ke dalam kehendak kita. Disanalah doa itu dimulai. Di sanalah komunikasi itu terjalin. Jadi, doa bukan hanya sekumpulan permintaan kita kepada Tuhan tapi mendengarkan apa permintaan Tuhan kepada kita. Do aitu haruslah dialogis dan hidup.

Ada sebuah kisah nyata, nama dan tempat dihilangkan untuk menjaga nama baik seseorang. Adalah seorang yang mengaku hebat dalam doanya karena memang demikian faktanya. Hebatnya karena dia  bisa membuat orang bergejolak emosinya, tersentuh hatinya saat dia berdoa. Tapi yang tidak baiknya, dia sering merendahkan dan meremehkan doa orang lain. Pada satu waktu, adalah serayan Tuhan, seorang pertua mengadakan pesta pernikahan anaknya yang perempuan. Disaat makan siang maka doa diserahkan kepada pengurus gereja. Biasanya yang membawa doa adalah pertua diaken setempat. Berketapan yang berpesta adalah pertua, seorang pertua lagi sedang keluar kita dan diaken juga sedang dalam keadaan sakit. Melihat situasi ini maka orang langsung menunjuk orang yang sering merendahkan dan meremehkan doa orang lain itu. Singkat cerita dia langsung mengiayakan.

Sudah menjadi kebiasan di kampung ini, kalaulah ada pesta di jambur maka banyak anjing berkeliaran untuk menunggu sisa makanan atau menunggu piring tak bertuan untuk disantap. Memang saat orang ini membawa doa, doanya sangat bagus tatacara bicaranya dan intonasinya. Orang sangat menikmati sekali. Tapi di pertengahan doanya dia teringat akan piringnya yang tidak dijaga dan sedang menjadi sasaran beberapa anjing. Secara spontan dia membuka matanya sedikit untuk melihat situasi piringnya dan ternyata benar anjing telah mendekati piringnya. Mau tidak mau ia telah kehilangan konsentrasi dan memperpendek doanya. Begitu doa mau diselesaikan dan mengatakan amin, dia keselip mengatakan “icahhh” bukannya amin. Kata “icahhh” telah mebangunkan orang banyak dalam doanya. Apa yang telah diperbuatnya telah menjadi gunjingan dan jadi olok-olokan. Mulai dari kejadian ini dia mulai merendahkan diri dan tidak tinggi hati lagi.

Belajar dari cerita ini, kita pun bisa saja masuk dalam kesalahan yang sama. Kata-kata kita  bisa saja rohani tapi hidup kita rohana. Ucapan kita bisa saja tentang surga padahal hatinya masih duniawi. Suaranya memanggil nama Tuhan tapi matananya masih memandang hal-hal kedagingan. Kiranya hati, mulut dan hidup kita adalah doa yang dapat dilihat Tuhan meskipun tertutup daripadangan orang lain. Doa bukan mencari popularitas dan sensasi tapi mengejar kehendaknya Tuhan. Amin.

~Pdt. Daud R. Tuahta Sembiring

 

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published.